Apalagi Indonesia sudah resmi mengalami resesi setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 3,49 persen pada kuartal III 2020 kemarin.
Demikian disampaikan ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (6/11).
"Reshuflle tim ekonomi mendesak untuk dilakukan segera, kontraksi ekonomi terjadi karena respon menteri yang kurang cepat, dan inkompeten," ujar Bhima Yudhistira.
Menurut Bhima, perlunya reshuffle kabinet dilakukan karena perlu adanya penyegaran dalam komposisi kabinet. Selain itu, sosok menteri yang menggantikan harus berlatar dan memiliki
sense of crisis agar cepat melakukan tindakan penyelamatan ekonomi nasional.
"Reshuffle dibutuhkan sebagai penyegaran juga. Ganti dengan sosok profesional dan memiliki
sense of crisis untuk percepat eksekusi stimulus PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) baik dalam waktu 2 bulan terakhir maupun tahun 2021," demikian Bhima Yudhistira.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 3,49 persen pada kuartal III 2020.
Sejurus dengan itu, ekonomi Indonesia minus dalam dua kuartal terakhir lantaran pada kuartal II 2020, ekonomi Indonesia sudah minus 5,32 persen. Maka dengan demikian Indonesia resmi mengalami resesi.
BERITA TERKAIT: